Bengkulu,mannanesia.com – Bukan hanya pengurus masjid yang kualahan mencari khatib pengganti atau menyusun khutbah yang pas untuk mengedukasi masyarakat bagaimana menghadapi Pandemi dengan penguatan agama. Para mubaligh, ustadz yang tercatat sebagai Aparatur Sipil Negara dibawah jajaran kementerian agama yang sudah mempersiapkan konsep khutbah dengan baik juga mungkin merasa sangat kecewa karena momen yang ada jadi tersia-siakan.
Pemerintah memang melarang berkumpul tetapi shalat Ied sudah di atur dengan protokol kesehatan. Bukan cuma cuci tangan tetapi mayoritas sudah berwudhu sejak dari rumah. Seyogyanya pemerintah menyusun khutbah dengan baik untuk disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat paham kinerja dan target ke depan dalam memutuskan mata rantai Corona ini.
Sungguh Idul Adha adalah momen yang luar biasa. Kita merangkai kan tiga amalan Sunnah sekaligus dalam pendekatan dan memohon pada Allah agar Corona segera enyah. Yakni dari puasa sunnah tarwiyah dan Arofah. Shalat Ied berjamaah dan di tutup dengan penyembelihan hewan kurban. Terselip makna agar kita mampu membunuh sifat-sifat hewan yang bersemayam dalam diri kita masing-masing untuk berbenah menjadi ahsan at taqwim..(Salam UJH)
Pagar Dewa, 21072021
(Pesan Harian UJH edisi Rabu 21 Juli 2021)
#kamibersamaUJH
#UJHmengabdi
#pesanharianUJH