Bengkulu,mannanesia.com – Hampir setiap saat sosial media berita postingan musibah kematian. Meski ini Pandemi Covid tapi kematian tersebut tidak semata-mata karena mengalami Covid hanya saja sering dikaitkan dengan Covid. Padahal meninggal secara wajar bahkan kematian mendadak pun di isyukan Covid. Na’udzubillah.
Saat musibah Covid dan kematian menimpa kemana kita harus mengadu dan berpasrah? Pasti jawaban kita kepada Allah. Lalu, mengapa saat wabah menggema kita bangga mengosongkan masjid dan mengajak pindah shalat ke rumah? Apa memang sudah ada hasil penelitian atau hasil tracking yang bisa di pertanggung jawabkan bahwa shalat berjamaah di masjid yang kisaran waktu 10 sampai 15 menit memunculkan kluster baru penyebaran virus Corona. Dan, mengapa justru ummat muslim yang melarang sesama muslim ke masjid? Apakah tidak merasa berdosa melarang berjamaah ke masjid sementara tidak ada dalil yang kuat penegasan zona berdasarkan RT, kelurahan dan kecamatan mana yang sangat rawan dengan Pandemi Covid? Mengapa dipukul rata pelarangan berjamaah ke masjid. Ada apa sebenarnya?
Sadarkah kita mereka yang usianya tidak muda lagi tetapi fisiknya kuat dan cita-cita sambil menunggu ajal menjemput memperbanyak ibadah ke masjid? Dapatkan kita menyelami jiwa mereka yang berkutat mengumpulkan satu dua juta rupiah buat membangun masjid setelah masjid berdiri kita dilarang Berjamaah didalamnya. Jamaah masjid tidak ada yang melawan pemerintah. Hampir semua masjid memasang anjuran agar bermasker. Meletakkan hand sanitizer dan sabun buat cuci tangan. Lalu apa lagi? Kita mau mengadu kemana selain kepada Allah?..(Salam UJH)
Pagar Dewa, 10072021
(Pesan harian UJH edisi sabtu 10 Juli 2021)
#kamibersamaUJH
#UJHmengabdi
#pesanharianUJH