• DAERAH
    • NUSANTARA
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • RELIGI
  • EKONOMI BISNIS
  • ARTIKEL
    • CERPEN
    • RESONANSI
  • OLAHRAGA
Minggu, April 2, 2023
  • Login
Mannanesia
Advertisement
  • DAERAH
    • NUSANTARA
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • RELIGI
  • EKONOMI BISNIS
  • ARTIKEL
    • CERPEN
    • RESONANSI
  • OLAHRAGA
  • Kota Bengkulu
  • Provinsi Bengkulu
No Result
View All Result
  • DAERAH
    • NUSANTARA
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • RELIGI
  • EKONOMI BISNIS
  • ARTIKEL
    • CERPEN
    • RESONANSI
  • OLAHRAGA
  • Kota Bengkulu
  • Provinsi Bengkulu
No Result
View All Result
Mannanesia
No Result
View All Result
Home Artikel RESONANSI
Girik Cik: Aroma Harum di Negeri Ulu

Ilustrasi net

Girik Cik: Aroma Harum di Negeri Ulu

by redaksi
Agustus 20, 2018
in RESONANSI

By:: Cik Ben

Masih pagi buta, masyarakat di bingungkan  dengan  aroma harum menusuk hidung,  yang menyebar  seluruh  pelosok Negeri Ulu. Heboh bukan kepalang selain sisi senang  hidup udara nyaman. “Bagai katak di musim hujan”. Padahal, baru beberapa hari lalu masayarakat “bagai katak dimusim kemarau”.

Bingung,  haru sedikit ketakutan  masyarakat Negeri Ulu. Mereka menganggap ini anugerah dari Tuhan. Berkumpulah  para pemuka dan  pemikir negeri.  Tak pasrah dan ikhlas  dengan apa yang terjadi.  Soalnya, bila  itu aroma  dari bunga yang menjadi lambang neger, itu tidak mungkin. Itu bunga bangkai pemakan serangga.

“Ataukah ini aroma logam mulia 99 dari dalam bumi Tuan?” tanya seorang datuk.

“Tidak mungkin Datuk. Logam muia 99 sudah pupus di Negeri Ulu ini”, bantah seorang pemikir negeri.

Biasanya, dikebun bunga  terasa  aroma harum.  Tapi hari ini memang  penuh kebingungan. Pemuka dan pemikir tampak putus asa mencari sumber aroma harum disemerbak negeri .  Bulat sepakat  mereka untuk tidak berfikir lagi. Karena harum semerbak bukannya tak menguntungkan. Kenapa harus  pening mencari penyebab atau sumber harum di tengah bunga bangkai yang terlanjur menjadi  kebanggaan  masyarakat  Negeri Ulu.

Seorang pengumpul sisa sampah tersenyum melihat reaksi masyarakat, yang menjadi bingung akibat merebaknya aroma harum . Padahal kemarin saat Aroma busuk menyengat  hidung, mereka tidak ada reaksi.

“Saya rakyat jelata paham  dan tau sumber harum semerbak seantero Negeri Ulu ini. Bukan bunga ataupun  lainya  yang  menjadi sumber semerbak.  Tapi hati masyarakat Negeri Ulu ini yang sudah baik dan ikhlas menjadi penyebab”, jelas  seorang Pemulung.

Sumringah seorang seniman apatis yang dari tadi tak perduli begitu perduli dengan apa yang terjadi. “Kato burung  Merba,  endak badai, badailah. Kato burung Tempuo, , endak hujan, hujanlah”.     .

Related Posts

GIRIK CIK:  Mubahalah  Solusi Moral
Artikel

GIRIK CIK: Mubahalah Solusi Moral

Oktober 12, 2018
GIRIK CIK: Bidadara Vs Bidadari
Artikel

GIRIK CIK: Bidadara Vs Bidadari

Oktober 6, 2018
GIRIK CIK:  Tak Solider, Benamkan
Artikel

GIRIK CIK: Tak Solider, Benamkan

Oktober 4, 2018
GIRIK CIK:  Ngintai Kursi Wagub
Artikel

GIRIK CIK: Ngintai Kursi Wagub

September 26, 2018
GIRIK  CIK:  Raso kek Teraso
RESONANSI

GIRIK CIK: Raso kek Teraso

September 22, 2018
GIRIK CIK: Bengkulu Negeri Maju Mundur
Artikel

GIRIK CIK: Bengkulu Negeri Maju Mundur

September 22, 2018
Load More

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • DAERAH
    • NUSANTARA
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • RELIGI
  • EKONOMI BISNIS
  • ARTIKEL
    • CERPEN
    • RESONANSI
  • OLAHRAGA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In