Tradisi agama yang tidak dimiliki negara lain pasca Ramadan adalah halal bi halal. Dan tentang asal muasal halal bi halal belum ada sumber sahih yang mengupas sejarah tradisi halalbihalal. Sebagian cerita menyebutkan bahwa halalbihalal merupakan kreasi kolaborasi Kiai Wahab Hasbullah dengan Bung Karno pada 1948. Keduanya berembuk untuk mencari solusi ancaman disintegrasi bangsa oleh kelompok DI/TII dan PKI. Kiai Wahab mengusulkan silaturahmi nasional. Bung Karno menganggap ide itu bagus, namun istilahnya harus dimodifikasi agar bisa menjadi ekstravaganza. Kiai Wahab mengusulkan istilah ‘halalbihalal’.
Dari kejadian sejarah diatas hingga saat ini kental dan sudah mendarah daging dalam Syawal di Indonesia. Instansi pemerintah, BUMN atau swasta menggelar acara halalbihalal dengan pengajian dan ditutup dengan bersalaman sesama. Intinya adalah melebur salah, khilaf dan saling memaafkan kesalahan yang lalu.
Dalam kajiannya ahli tafsir Quraish Shihab menyatakan tujuan halalbihalal adalah mencairkan yang beku, meluruskan yang bengkok, menyambungkan yang putus, mengumpulkan yang terserak. Semoga halalbihalal yang diadakan mampu mewelujudkan segenap tujuan yang dimaksudkan..(Salam UJH)
Padang Lebar, 09062019
(Pesan Harian UJH edisi Ahad 9 Juni 2019)
#kamibersamaUJH
#UJHmengabdi
#pesanharianUJH