• DAERAH
    • NUSANTARA
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • RELIGI
  • EKONOMI BISNIS
  • ARTIKEL
    • CERPEN
    • RESONANSI
  • OLAHRAGA
Sabtu, Januari 28, 2023
  • Login
Mannanesia
Advertisement
  • DAERAH
    • NUSANTARA
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • RELIGI
  • EKONOMI BISNIS
  • ARTIKEL
    • CERPEN
    • RESONANSI
  • OLAHRAGA
  • Kota Bengkulu
  • Provinsi Bengkulu
No Result
View All Result
  • DAERAH
    • NUSANTARA
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • RELIGI
  • EKONOMI BISNIS
  • ARTIKEL
    • CERPEN
    • RESONANSI
  • OLAHRAGA
  • Kota Bengkulu
  • Provinsi Bengkulu
No Result
View All Result
Mannanesia
No Result
View All Result
Home Artikel
Kolonisasi Orang Jawa di Negeri Bengkulu  (Part Pertama)

Migran Sunda mengembangkan seni dan budayanya di daerah Rejang

Kolonisasi Orang Jawa di Negeri Bengkulu (Part Pertama)

by redaksi
September 6, 2018
in Artikel, Headline, opini

Negeri Bengkulu, paling tidak tercatat  sejak abad Ke-14, wliayah ini merupakan negeri  makmur dan subur terhadap kekayaan pertanian dan sumber daya alamnya. Hanya saja secara sosiografis, letaknya di pesisir bagian barat Pulau Sumatera.

Secara umum,  negeri yang oleh kolonial Inggris saat kali pertama tiba menyebutan sebagai ‘Negeri Mati” ini, karena melihat banyak mayat bergelimpangan mati karena sakit kolera dan malaria.

Saat Hindia Belanda berkuasa,  di Negeri Bengkulu banyak lahan luas yang tidak digarap untuk pertanian.  Khususnya di daerah suku besar yang ada,  Suku Rejang dan Serawai. Kala itu hanya orang Rejang yang mampu menerima kolonis dari Pulau Jawa. Pendatang pertama adalah orang dari Jawa Barat,  dengan mengikuti program kolonisasi Pemerintah Belanda kala itu.  Baru fase selanjutnya orang dari Jawa Tengah menyusul sebagai peserta kolonisasi.

Kebijakan kolonisasi yang dilakukan Pemerintah Belanda, karena kebijakan kependudukan, kebutuhan tenaga kerja dan perluasan  pertanian. Mereka ditempatkan didaerah  dekat dengan perkebunan dan pertambangan.  Ada di daerah pertanian yang jauh dari pertumbuhan ekonominya. Mereka didatangkan ke Negeri Bengkulu, wilaya Hindia Belanda karena terjadi penurunan kualitas hidup di Pulau Jawa. Ini bila ilihat perbandingan antara sektor pertanian dengan jumlah penduduk yang ada di tahun 1880-an.

Hal inilah menjadi perhatian Pemerintahan Belanda disamping kebutuhan Pemerintah Belanda terhadap perluasan pertanian padi sawah khususnya. Percobaan kolonisasi  di Bengkulu dilakukan mulai Tahun 1907.

Percobaan dan Kolonisasi

Pemerintah Belanda kala itu melakukan percobaan kolonisasi 1907,  dengan tujuan mengurangi beban penduduk Pulau Jawa. Ada juga alasan yang menyebutkan, untuk mengembangkan perekonomian penduduk. Termasuk  sebagai penyedia tenaga kerja pada perusahan yang ada di wilayah koloninya.

Kolonisasi atau perpindahaan penduduk ke daerah tempat koloni Hindia Belanda kala itu, penduduk  di Pulau Jawa  sengaja di kolonisasi untuk membuka lahan. Program itu teratur setelah Pemerintah Belanda membuat Komisi  Pusat untuk Emigrasi dan Kolonisasi Penduduk Pribumi ( Centrale Commissie  voor Emigratie en Kolonisatie van  Inheemschen) berjalan dengan sukses.

Kisah indah di tanah seberang dipropagandakan dan sasaran  orang muda diutamakan.  Para pendatang  dari Jawa tentunya mempunyai aturan khusus dibanding di negeri lain diluar Bengkulu. Mereka kala itu terikat pada Peraturan  Bengkulu (Bengkoloe stelsel) yang berisi antara lain:  1. Tanah yang diberikan pada migran berupa tanah beririgasi, sama seperti yang berlaku di kolonisasi Lampung. 2. Hal yang berbeda dengan kolonisasi Lampung  adalah,  migran di usahakan untuk  mempunyai penghasilan tambahan. Mereka harus mendapatkan bayaran yang cukup dari perusahaan swasta maupun  milik pemerintah.

Sehingga penghasilanna tidak tergantung pada penghasilan pertanian saja. 3. Orang sudah di pindahkan ke Rejang tanpa  dipimpin kepala desa asal, meskipun ditempat baru.  Mereka tetap dipimpin oleh orang Sunda. Akan tetapi dea baru ini tidak berdiri sendiri  seperti di Lampung.  Migran di Rejang  berada dalam  ikatan pemerintah marga setempat

Pada fase ini mereka ditempatkan  di Aer Sempiang, Permu di Kepahiang,  dan Talang Benih di Curup, kini Kabupaten Rejang Lebong.  Sejak itu migran terus bertambah hingga Tahun  1919 jumlahnya 799 orang.

Disadur Benny Hakim Benardie, dari tulisan Mth Lindayanti Menuju Tanah Harapan: Kolonisasi Orang Jawa Di Bengkulu

 

Related Posts

Daerah

Dewi Coryati Minta Akademisi Kontribusi Dalam Promosi Pariwisata

November 22, 2022
Permasalahan Kita
Artikel

Bagai Main Kartu

November 21, 2022
Bengkulu Kirim 44 Atlit Wartawan  Ikuti Powarnas ke XIII 2022 di Malang
Headline

Bengkulu Kirim 44 Atlit Wartawan Ikuti Powarnas ke XIII 2022 di Malang

November 20, 2022
Kanwil DJPb Bengkulu: Pengajuan KUR Rp100 Juta Tanpa Agunan
Ekonomi Bisnis

Kanwil DJPb Bengkulu: Pengajuan KUR Rp100 Juta Tanpa Agunan

November 18, 2022
Malam Puncak HUT ke-54 Bengkulu, Ditutup Penampilan Memukau Ashanty dan Keluarga
Headline

Malam Puncak HUT ke-54 Bengkulu, Ditutup Penampilan Memukau Ashanty dan Keluarga

November 18, 2022
Patut Diganjar Penghargaan M Rizqi Al Fadli PNS Berkinerja Baik dan Berinovasi
Headline

Patut Diganjar Penghargaan M Rizqi Al Fadli PNS Berkinerja Baik dan Berinovasi

November 18, 2022
Load More

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *




  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • DAERAH
    • NUSANTARA
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • RELIGI
  • EKONOMI BISNIS
  • ARTIKEL
    • CERPEN
    • RESONANSI
  • OLAHRAGA

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In