mannanesia.com, Bengkulu – Toko Tani Indonesia Center (TTIC) hadir di Provinsi Bengkulu untuk memudahkan konsumen menjangkau komoditas pangan yang langsung berasal dari Gapoktan. Ini bentuk upaya dalam pengendalian harga,
Keberadaan TTIC ini di Launching oleh Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah di Kantor Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, Kamis (6/9/2018) pagi. TTIC akan memangkas jalur distribusi pangan yang panjang. Selama ini menyebabkan perbedaan disparitas (Perbedaan) harga ditingkat petani hingga ke konsumen.
“Diharapkan, rantai distribusi pangan itu menjadi dekat dengan konsumen. Harga bisa terjangkau, keuntungan produsen jadi lebih baik”, harap Rohidin, yang menganggap gejolak harga pangan masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintah, dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan.
Tingginya disparitas harga antara produsen dan konsumen, paparnya, mengakibatkan keuntungan tidak proporsional bagi pelaku usaha. Sehingga diperlukan keseimbangan harga yang saling menguntungkan. Baik di tingkat produsen maupun tingkat konsumen. Stabilisasi harga pangan menjadi salah satu tujuan prioritas, dalam pembangunan daerah di Provinsi Bengkulu.
“Disparitas harga harus ditekan setipis mungkin, sehingga berpengaruh positif terhadap tingkat inflasi di Provinsi Bengkulu”, tegas rohidin.
Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Ramlan yang hadir menyebutkan, di Provinsi Bengkulu pada Tahun 2016, melalui delapan Gapoktan telah ditumbuhkan 16 toko tani. Satu Gapoktan bermitra dengan dua toko tani, yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, Rejang Lebong, Kepahiang, Kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu.
Dari toko tani yang ada bekerjasama dengan Gapoktan tersebut, setiap bulannya dapat menyalurkan dan menjual beras sebanyak 9.000 Kg atau 9 Ton beras kepada masyarakat. “Selain beras, TTIC juga mengakomodir ketersediaan komoditas pangan strategis lainnya, yaitu cabai, bawang merah daging sapi dan lain-lain”, jelas Ramlan.
Hal ini juga ditimpali Kepala Bidang Distribusi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI, Yudi Harsatriadi. Hingga saat ini katanya, transaksi yang dilakukakan Toko Tani Indonesia di Provinsi Bengkulu dari Tahun 2016 hingga 2018 mencapai Rp 2,4 Miliar.
“Saya rasa ini potensi yang sangat luar biasa dan menjadi stimulasi terhadap pengendalian harga pangan, untuk menurunkan tingkat inflasi di Provinsi Bengkulu”, kata Yudi.
Dirinya juga mengharapkan, seluruh pemangku kepentingan di Provinsi Bengkulu, mendukung pelaksanaan kegiatan Toko Tani Indonesia dan ikut berperan dalam penyediaan pangan yang berkualitas, terjangkau bagi masyarakat.(gmp)