Bengkulu,mannanesia.com – Tuhan…
Tak terdengar lagi musik anak negeri seperti selama ini dalam acara resepsi. Tak ada lagi lembaran undangan untuk acara aqiqah atau pernikahan. Tak terlihat lagi janur kuning melengkung di ujung-ujung gang. Tak terlihat lagi seragam merah putih, putih biru dan putih abu-abu di sepanjang pagi dan siang menjelang sore.
Tuhan…
Sudah terlalu lihai anak-anak kami bermain HP. Hampir semua game ada di ujung jarinya. Tak terdengar lagi celoteh mereka memuji bapak ibu gurunya. Lusuh tak terpakai seragam sekolahnya tergantung diam membisu. Sepatu pun sudah mulai berdebu.
Ya Allah…
Yang kami lihat berdera kuning di ujung-ujung gang pertanda ada kematian. Yang kami tonton tangis pegadang yang terusir karena PPKM sedang di terapkan. Entah sudah berapa unit ambulans wara-wiri dengan lengkingan yang memilukan. Yang terbaca berita oksigen yang kekurangan stok dan persediaan. Yang di tonton adalah mereka yang terbaring lemah dan terbujur mati. Setiap saat sosial media menampilkan ucapan duka cita dan bela sungkawa. Jangan tanya menu apa hari ini. Bisa makan pun sudah berterima kasih. Yang punya kesulitan membeli yang tak berpunya tertutup peluang buat mencari. Hampir semua kepala daerah tak lagi berbunyi apa lagi berbagi. Dan kepala negara sibuk merevisi PP No. 68/2013 diubah menjadi PP No. 75/2021 untuk melanggengkan jabatan rektor UI.
Ya Allah…jangan biarkan kami mati karena pandemi Covid ini..(Salam UJH)
Pagar Dewa, 24072021
(Pesan Harian UJH edisi Sabtu 24 Juli 2021)
#kamibersamaUJH
#UJHmengabdi
#pesanharianUJH