Jakarta, Mannanesia.com – Momentum lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah tahun ini perlu dievaluasi.
Baik terkait banyaknya perusahaan tidak membayar Tunjangan Hari Raya (THR).
Maupun evaluasi mudik.
Diketahui angka kecelakaan turun, sementara korban luka berat meningkat.
Ada 930 perusahaan dilaporkan pekerjanya terkait pembayaran tunjangan hari raya (THR) keagamaan yang bermasalah.
Laporan ke Posko THR 2024 Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) itu segera ditindaklanjuti bersama dinas-dinas ketenagakerjaan daerah.
Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi mengungkapkan, hingga penutupan Posko THR 2024 pada 14 April, terdapat 1.475 aduan terkait pembayaran THR Idul Fitri 2024.
Dari jumlah tersebut, tercatat 897 pengaduan terkait THR yang tidak dibayarkan, 361 terkait THR tidak sesuai ketentuan, dan 217 soal THR terlambat dibayarkan.
’’Sehingga, totalnya adalah 1.475 dari 930 perusahaan. Yang tidak terbayarkan ini adalah paling tinggi 897 dan ini menjadi konsen kita untuk bisa menyelesaikan,’’ ujar Anwar seusai halalbihalal di kantor Kemenaker, Selasa 16 April 2024.
Perusahaan yang paling banyak dilaporkan berasal dari DKI Jakarta.
Yakni, sebanyak 280 perusahaan. Disusul 161 perusahaan di Jawa Barat.
Lalu, Jawa Tengah serta Jawa Timur masing-masing 88 perusahaan.
Sementara, di Indonesia Timur, diketahui tak ada laporan terkait THR bermasalah.
Anwar menegaskan, THR keagamaan merupakan pengeluaran yang wajib diberikan perusahaan kepada pekerjanya tiap tahun.
Sebab, itu adalah hak pekerja. Pihaknya segera menindaklanjuti aduan-aduan tersebut dengan memfasilitasi dialog yang berpedoman pada perjanjian kerja sama antara perusahaan dan pekerja.
Angka Kecelakaan Turun, Korban Luka Berat Meningkat
Upaya Pemerintah mengatur arus lalu lintas mudik dan balik Lebaran 2024 membuahkan hasil.
Korlantas Polri memastikan terjadi penurunan angka kecelakaan pada lebaran tahun ini sebanyak 13 persen dibanding tahun lalu.
Kendati angka korban meninggal dunia menurun, namun jumlah korban yang mengalami luka berat meningkat signifikan.
Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan menerangkan, pada 2024 selama arus mudik dan balik terjadi 2.985 kecelakaan.
Dibandingkan dengan angka kecelakaan Lebaran 2023 jumlahnya mencapai 3.412 kejadian.
Karena itu terjadi penurunan angka kecelakaan dengan presentase 13 persen.
”Ini sesuai dengan target untuk menurunkan angka kecelakaan,” jelasnya.
Dari 2.985 kecelakaan dalam Lebaran 2024, terdapat korban meninggal dunia sebanyak 429 jiwa.
Jumlah tersebut turun 17 persen bila dibandingkan dengan jumlah korban meninggal dunia pada arus mudik dan balik Lebaran 2023 yang mencapai 519 jiwa.
”Angka kecelakaan turun, jumlah korban meninggal dunia turun. Tapi, jumlah korban luka berat meningkat,” terangnya.
Peningkatan jumlah korban luka berat ini mencapai angka yang cukup signifikan.
Dengan jumlah korban luka berat pada 2023 hanya 427 orang, namun pada arus mudik dan balik Lebaran 2024 naik 25 persen dengan angka 533 orang.
”Saya meminta maaf bila selama pelaksanaan operasi arus mudik dan balik masih banyak kekurangan,” tegasnya.
Lalu, untuk jumlah korban luka ringan mengalami penurunan.
Dia mengatakan, jumlah korban luka ringan pada 2023 mencapai 4.745 jiwa dan pada 2024 hanya 3.983 jiwa.
”Yang pasti, semua langkah yang ditempuh Korlantas merupakan upaya mengakomodir kebutuhan masyarakat,” urainya.
Walau begitu, memang banyak kepentingan masyarakat yang tidak terakomodir. Namun, semua itu ditempuh petugas dengan mempertimbangkan asas prioritas. ”Karena itu dilakukan rekayasa lalu lintas, walau masih ada kemacetan,” paparnya.
editor : Rara