Masa berubah, zaman berganti. Dulu saat masa-masa di PGA. Semua siswi wajib memakai kerudung/jilbab. Dan itu menjadi bahan ejekan bagi sekolah-sekolah lain. Kami diam, sambil tetap tersenyum meskipun sakit rasanya di ejek.
Apalagi sekolah di pesantren. Seolah-olah usai tamat pesantren hanya bisa jadi imam atau bilal di masjid, atau jadi mubaligh/ustadz yang bisa ceramah keliling di panggil masyarakat. Seakan-akan, jatah utk jadi pejabat, jadi orang-orang hebat hanya bagi mereka yang sekolah di sekolah umum.
Ternyata seiring dengan berjalannya waktu. Peralihan masa. Satu per satu alumni pondok menunjukkan eksistensinya di berbagai bidang. Mulai dari Kepala Daerah, pejabat, Hakim Agung, Dosen, pengusaha, mubaligh kondang, perbankan, BUMN. Ilmu umumnya hebat, basis agamanyanya kuat. Dan para pakar pendidikan mulai melirik pola pendidikan di pesantren dengan mendirikan sekolah boarding school. Sekolah Umum yang berasrama. Ternyata saat ini bermunculan dengan berbagai bentuk. Dan pesantren sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini, menggunakan sekolah berasrama. Maka, pesantren menjadi pilihan buat orang tua menitipkan anak-anaknya..(Salam UJH)
Ponpes Pancasila, 20122018
(Pesan Harian UJH edisi Kamis 20 Desember 2018)
Sumber : Jannata