Bengkulu, mannanesia.com – Virus pembunuh yang tidak mengenal sesuatu memang pantas disematkan pada virus corona yang dalam waktu sangat cepat sudah berubah menjadi Pandemi Dunia, bisa kita bayangkan hanya dalam beberapa bulan saja sejak munculnya virus tersebut di Wuhan pada akhir 2019, di awal 2020 virus tersebut sudah menguasai dunia.
Tidak hanya dari kalangan biasa, bahkan sekelas atlit pun bisa terkena virus tersebut, atlit kita kenal dengan kelebihan fisik yang luar biasa dari orang biasa. Namun sesungguhnya tidak serta merta virus tersebut dapat membunuh, karena sesungguhnya yang menentukan selamat atau tidaknya seseorang dalam menghadapi virus tersebut adalah pada masa inkubasi yang kita ketahui bersama selama 14 hari. Pada masa inkubasi itulah virus akan bermutasi di dalam tubuh seseorang, kemudian virus akan menyerang imun.
Menurut beberapa ahli bahwa, sesungguhnya virus itu sangat mudah dimatikan, kuncinya adalah imun yang dihasilkan oleh tubuh seseorang yang terkomfirmasi positif. Virus memang sangat mudah menjangkit siapa saja, namun sesungguhnya jika seseorang yang terkonfirmasi positif memiliki semangat untuk bangkit dan melawan maka sesungguhnya virus tersebut akan mati dengan sendirinya, apalagi selain menyerang imun, sesungguhnya yang menyebabkan kematian adalah disamping menyerang imun adalah ada penyakit penyerta yang dapat dengan cepat bermutasi dengan virus ini.
Diindonesia sesungguhnya virus ini masih menjadi sebuah aib, karena orang yang terkonfirmasi positif secara tidak langsung akan kehilangan kebebasannya sebagai manusia yang bebas, karena dunia akan langsung menjauhinya dan disinilah banyak orang yang tidak kuat menerima kenyataan sehingga hilanglah semangat hidupnya yang menyebabkan akan menurunnya imun seseorang, dengan imun yang lumpuh maka sudah bisa dipastikan seseorang akan meninggal dalam waktu yang tidak lama. Namun kita tidak dapat pungkiri hal itu terjadi, karena dengan status positif, maka secara otomatis protokol tetap kesehatan berlaku kepadanya dan itulah pukulan terberat bagi mentalnya.
Walaupun demikian, tidak semua orang yang dikenal masyarakat sebagai orang yang ditokohkan yang berani menyatakan bahwa mereka positif, hal itu sepatutnya menjadi nilai tambah bagi mereka, karena taruhannya adalah stigma negatif di masyarakat kita, bahkan jika kemudian meninggal pun maka masyarakat kita masih saja takut dengan jenazahnya, dan itu banyak terjadi di indonesia dengan menolak pemakanannya di daerah tertentu. Kita dapat mencatat tokoh-tokoh besar tersebut, sebut saja beberapa bupati dan walikota yang mereka secara ksatria menyatakan bahwa mereka positif terkena virus ini.
Mengapa apresiasi pantas kita berikan kepada mereka, karena dengan pengakuan mereka akan banyak orang-orang yang berinteraksi dengan mereka diselamatkan. Virus ini mudah dibunuh namun jika kita terlambat dalam melakukan penanganan, maka virus ini pun akan sangat cepat membunuh seseorang yang telah dinyatakan positif. Jika saja kita layak memberikan apreasiasi kepada para tokoh tersebut, maka sudah sangat pantaslah kita beri apresiasi yang sama pada mantan kapolda kita, Irjen Pol Drs, Supratman, MH, bagaimana tidak dengan resiko yang besar beliau berani menyatakan bahwa beliau terkonfirmasi positif. Dan sisi positifnya adalah pihak terkait akan bergerak cepat untuk segera memberikan penanganan kepada orang-orang yang berinteraksi langsung dengan beliau.
Irjen Pol Drs, Supratman, MH jika melihat dari status dalam istilah covid-19 masuk dalam kategori OTG (Orang Tanpa Gejala) karena beliau sama sekali tidak mengalami keluhan sebagaimana orang yang terkonfirmasi positif, seperti batuk, bersin dan gejala lainnya. Dan orang seperti inilah yang sesungguhnya tidak dapat terpantau, mungkin saja dengan fisik kuat beliau mampu menghadapi virus ini sehingga tidak mengalami gejala, namun demikian OTG ini memiliki virus aktif yang dapat dengan mudah menyebar ke orang lain yang orang terpapar tersebut tidak menyadarinya.
Alhamdulillah kabar baiknya saat ini beliau sudah dinyatakan negatif setelah menjalani isolasi di RS. M Yunus dan tiga kali proses swab. Dengan sembuhnya beliau dari covid ini, maka kepada wartawan beritaterbit.com memberikan sedikit informasi tentang bagaimana keadaan beliau mulai dari awal mendengar kabar bahwa beliau dinyatakan positif corona hingga beliau sembuh.
“Sebenarnya secara fisik saya sehat, tapi begitu mendengar saya positif, maka hal itu yang membuat saya down. Saya dapat info saya positif pada saat saya pejalanan pulang sertijab dari jakarta, posisi sudah di daerah Liwa, sampai di rumah bengkulu sabtu malam. Malam itu juga saya putuskan saya harus isolasi di Rumah Sakit, dan selama 2 hari saya harus menata hati saya, karena ini kritis, jika saya tidak bisa menata hati saya, imun saya akan droup, dan itu yang sangat fatal. Alhamdulillah saya harus semangat, saya harus enjoy, saya ambil hikmah dari semua nya ini, dan Allah swt sangat sayang kepada saya, dan do’a dari rekan-rekan media, keluarga, sanak family, dan masyarakat bengkulu untuk saya, bahkan teman-teman saya di seluruh jagad ini sangat luar biasa. Sekali lagi terima kasih atas semua nya ini, semoga Allah swt membalas budi baik rekan-rekan semua. Dan selama saya menjalani karantina selama 14 hari, saya melakukan sesuatu yang memang jarang atau bahkan tidak pernah saya lakukan, yaitu mencuci sendiri, membersihkan kamar hingga ngepel lantai, yang tujuannya untuk memotivasi dan memberikan semangat mandiri, karena dengan semangat dan motivasi inilah yang membuat imun saya bisa optimal membunuh virus yang mematikan tersebut.” Cerita Supratman.
Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari cerita beliau :
1. Seorang polisi bagaimanapun hebatnya beliau tetap seorang manusia, dan ketika mendengar kabar positif corona, maka diriya drop, padahal sesungguhnya beliau termasuk seseorang yang sangat aktif dalam mengkampanyekan hidup sehat dan melakukan aksi nyata lawan corona.
2. Dukungan dan semangat dari keluarga, rekan dan sahabat-sahabat beliau, beliau memiliki optimisme yang kuat.
3. Tetap menjalankan protap kesehatan sesuai dengan regulasi yang ada
4. Selalu menjaga pola hidup sehat dan beraktivitas yang menghasilkan keringat
5. Beliau mampu menata hati, sehingga tidak larut dalam kesedihan dalam menghadapi covid
Selain 5 hal diatas, beliau juga mengkonsumsi daun sungkai dan makanan lain yang memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Semoga apa yang disampaikan oleh beliau dapat memberikan motivasi kepada orang-orang yang sudah terkonfirmasi positif untuk melakukan hal yang sama, karena jika beliau saja bisa sehat kita pun bisa. (S100).