Bengkulu, Mannanesia.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu memaparkan tentang prakiraan perekonomian Provinsi Bengkulu pada Triwulan II 2024 di ruang rapat Kantor Perwakilan Provinsi Bengkulu (KPwBI) pada Selasa, 30 April 2024 lalu.
Ini dilakukan dalam rangka penyampaian hasil RDG dan Asesmen Regional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Darjana menjelaskan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan II 2024 diprakirakan menguat sebesar 4,3-5,1% dibandingkan pada triwulan I yang hanya tumbuh sebesar 3,9-4,5%.
Hal ini bisa terjadi, karena didorong oleh konsumsi masyarakat yang meningkat pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri ditopang oleh pemberian THR secara penuh kepada ASN, penyaluran bansos dan periode libur panjang lebaran.
Di sisi lapangan usaha, terdapat peningkatan pada sektor transportasi dan pergudangan seiring meningkatnya mobilitas masyarakat pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) serta sektor perdagangan yang meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi RT.
Lebih lanjut dikatakan, kinerja pertanian juga diprakirakan membaik seiring dengan masuknya masa panen.
Pada Triwulan II 2024 pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu diprakirakan menguat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Terutama dipengaruhi oleh akselerasi konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan ekspor.
Komponen Lapangan Usaha (LU) juga mengalami peningkatan. Yaitu pada sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan dan transgud. Adapun peluang dan tantangan yang didapat yaitu:
Peluang
* Kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) paska konflik antara iran-israel.
* kenaikan harga batu bara global dan meningkatnya permintaan dari China dan India dapat mendorong kinerja ekspor.
Tantangan
* Bencana banjir berpotensi menyebabkan gagalnya panen.
* Bencana tanah longsor dapat menghambat proses distribusi yang berdampak pada kinerja sektor perdagangan dan transgud.
* Pemilu 1 putaran menahan pertumbuhan kabupaten pemerintah lebih tinggi.
* Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai dapat menghambat aktivitas ekspor.
Dari sisi pengeluaran:
1. Peningkatan konsumsi RT utamanya dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan pada momen HBKN Idul Fitri dan Idul Adha dan ditopang oleh pemberian THR secara penuh, penyaluran bansos dan periode libur panjang.
2. Kinerja komponen konsumsi pemerintah terdorong oleh peningkatan realisasi anggaran belanja pegawai dari penyaluran THR dan belanja modal yang dimulai pada triwulan II.
3. Kinerja investasi tertahan seiring dengan berlanjutnya proyek PSN JTTS pada tahun 2025 atau 2026 dan ketersediaan RDTR dan RTRW yang perlu didorong kembali.
4. Kinerja ekspor meningkat seiring peningkatan permintaan batu bara pasca India merevisi mandat impor dari Maret menjadi Juni 2024, serta peningkatan batu bara secara global.
Berdasarkan Lapangan Usaha (LU), sektor Industri Pengolahan, Informasi dan Komunikasi, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Konstruksi diprakirakan tumbuh kuat.
Prakiraan perekonomian di provinsi Bengkulu dilihat juga dari sisi lapangan usaha (LU) terdapat perbaikan LU pertanian yang didorong oleh prospek perbaikan harga komoditas turunan kelapa sawit, harga kopi serta karet.
Lebih lanjutnya, terdapat beberapa daerah sentra komoditas padi serta hortikultura yang juga memasuki masa panen pada triwulan II.
Selain itu, hal ini juga sejalan dengan kenaikan konsumsi RT, kinerja LU perdagangan juga diprakirakan meningkat pada momen HBKN Idul Fitri dan Idul Adha.
Kemudian, pertumbuhan LU transportasi dan pergudangan juga meningkat. Hal ini didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat pada momen HBKN Idul Fitri serta peningkatan aktivitas bongkar muat yang seiring dengan peningkatan ekspor batu bara.
Terakhir, pada pertumbuhan LU industri di tahun pada periode ini juga meningkat yang dipengaruhi oleh harga CPO yang meningkat serta potensi berakhirnya masa trek komoditas kelapa sawit.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah tetap baik. Ini didukung oleh permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah. Termasuk melalui stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial Bank Indonesia, guna mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, khususnya dari sisi permintaan domestik.
Penulis : Edwin
Editor : Rara