Bireuen, mannanesia.com – Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tahun 2020 untuk menentukan beragam prioritas pembangunan tahun 2021 digelar bertahap di 17 kecamatan di Bireuen, telah berakhir di Kota Juang, Selasa (25/02/20).
Musrenbang tersebut dihadiri Plt. Bupati Bireuen, Dr. H. Muzakkar A Gani, SH, MSi, anggota DPRK, Sekda, Staff Ahli, Asisten, Kepala Dinas, Badan, Kantor dan perwakilan masyarakat.
Camat Kota Juang, Drs. Jalaluddin, MSi mengatakan, hasil Pra Musrenbang kecamatan digelar sebelumnya, disepakati bersama berbagai kegiatan prioritas pembangunan bidang infrastruktur ada 44 pekerjaan, sosial dan budaya 43 dan juga 13 kegiatan dibidang ekonomi,” ujarnya.
Anggota DPRK Bireuen, Tgk. Amriadi berharap adanya keseimbangan usulan antara kebutuhan pembangunan fisik dan pemberdayaan ekonomi sedangkan untuk bidang pendidikan agama masih minim seperti bantuan untuk balai pengajian.
Plt. Bupati Bireuen, Dr. H. Muzakkar A Gani, SH, MSi, dalam arahannya yang disampaikan langsung diantaranya berharap kegiatan Musrenbang yang rutinitas setiap tahun agar dipersiapkan lebih baik, idealnya ada video refleksi hasil dari hasil Musrenbang tahun lalu.
Anggaran Harus Pro Rakyat Apabila kita ingin pembangunan terukur, rencana tertata baik maka harus berpijak rencana awal pembangunan,almarhum Bupati Bireuen sudah bangun visi-misi dan RPJM untuk 5 tahun,kita harapkan setelah 5 tahun ada perubahan.
Kita selalu cukup bangga mengatakan soal kemiskinan, sudah jadi kebanggaan mulut untuk diomongin, tapi saat aplikasi anggaran tidak berpihak bagi masyarakat miskin, saat sudah ada anggaran berpihak kepada orang non miskin.
Maka perlu ciptakan suatu kesadaran utuh dari kita untuk ciptakan pembangunan, untuk taraf perencanaan bagus, terukur, tapi di sisi manfaat belum sepenuhnya menjawab kebutuhan masyarakat miskin.
Jadi yang harus kita lakukan adalah kita buka wawasan dan niat untuk memberi kesejahteraan bagi masyarakat miskin dan sudah dua tahun saya lihat RKA tidak berpihak kepada rakyat miskin.
Plt. Bupati mengatakan, Dinas Pertanian tidak dapat anggaran yang cukup, untung ada program tanam jagung GDAD dan tata pemerintahan acak-acakan,di Kota Juang seperti tidak teratur, jalannya sempit hal ini terlihat intervensi tidak baik.
Kesadaran Kolektif Membangun, tandasnya lagi, kita membutuhkan inovasi dan pemikiran karena negara ini terus bergerak maju, kita akan tertinggal,kita biarkan toko dibangun H Jamal 88 dalam kota Bireuen tidak ada keputusan, apakah sebenarnya harus kita bangun dan kalau tidak boleh, mengapa?.
Begitu juga dengan kantor/gedung DPRK di Cot Gapu, kalau dianggarkan bertahap walau alokasi kecil dapat kita selesaikan bertahap,malu kita sementara bangunan disampingnya sudah hampir selesai, juga kantor PU tidak ada kelanjutannya.
Karena kita anggarkan dapat apa, bukan berbuat apa yang dapat kita perbuat, perlu ada pencucian otak untuk menciptakan kesadaran untuk membangun, jangan selalu menipu rakyat, tapi diprogram tinggalkan kepentingan rakyat.
Dinas Pendidikan juga programnya tidak masuk kepada peningkatan mutu, sangat sulit dinas melakukan kegiatan itu. Maka bagi pemerintahan ini atas dukungan dari DPR mari kita bangun sebuah kesadaran kolektif bahwa kita ingin membangun rakyat miskin,sebut Muzakkar. (wln)