Wajah apa yang mesti kita tampakkan dengan sajian parodi demokrasi zaman ini. Senyum dan tertawa tapi tak lucu. Menangis dan bersedih tapi ini bagai sandiwara. Adakah memang begini cara berdemokrasi yang benar?Lalu, siapa yang menjadi rujukan kita?
Sesungguhnya anak-anak bangsa sudah mewujudkan kecintaannya pada negeri ini. Mereka hadir menyalurkan hak-haknya mencapai 80 persen partisipasi kehadiran. Tetapi hasilnya membuat masyarakat pilu. Ratusan petugas PPS meninggal. Penyelenggara salah input data. Kontestan saling klaim kemenangan, QC berlomba menyajikan data.
Rasanya telah jauh dari adat ketimuran yang dulu saling menghargai, saling mengayomi. Rasanya telah memudar rasa senasib sepenanggungan. Seakan semua pihak ingin menunjukan masing-masing jati dirinya. Rakyat hanya bisa diam dan mengelus dada. Langkah gontai menapak jalan, kembali mengais rezeki. Pemilu telah usai. Tapi harapan telah terciderai..(Salam UJH)
Bumi Ayu, 26042019
(Pesan Harian UJH edisi Jumat 26 April 2019)
#kamibersamaUJH
#UJHmengabdi
#pesanharianUJH