Bengkulu,mannanesia.com – Dalam keputusasaan orang sering berucap. Mati itulah biar selesai penderitaan ini atau Kalau begini lebih baik mati. Dan ada juga dalam sambutan pelepasan jenazah dalam penyampaiannya mengatakan, kita antar almarhum ke tempat peristirahatan yang terakhir. Padahal setelah mati bila kita di azab. Azab tersebut tidak akan pernah istirahat sampai tiba kiamat.
Sungguh betapa sulitnya manusia bersyukur atas nafas yg masih berhembus dibadan. Namun sedemikian mudahnya manusia mengeluh hanya karena kakinya tak sengaja menginjak kotoran. Masih enggan beribadah. Padahal bila mati bekal ibadah itulah yang dibawa.
Banyak orang salah sangka bahwa mati lebih baik dari pada hidup. Bagi yang beriman dan beramal saleh serta catatan amal ibadah bagus sesuai tuntunan, Insha Allah benar. Tetapi bagi yang ingkar dan berlaku zalim. Sombong pada perintah Allah dan sombong pada sesama. Keingkarannya lah yang menyiksa dirinya. Untuk itu, mari benahi diri. Tak perlu meloloti dan menyiarkan cacat, cela dan aib orang lain. Sebab kita juga belum sempurna..(Salam UJH)
Pagar Dewa, 29092020
(Pesan Harian UJH edisi Selasa 29 September 2020)
#kamibersamaUJH
#UJHmengabdi
#pesanharianUJH