Sayang kurang ini, kurang itu. Coba kalau dia begini tadi. Kalau tadi dia begini. Potongan kalimat diatas tadi terlalu sering kita dengar dan bahkan mungkin kita juga pernah mengucapkannya. Sebab, mata kita entah mengapa lebih dominan memandang yang buruknya ketimbang baiknya. Semisal ada tinta meluber dikantong baju putih yang hanya selebar kuku. Itu menjadi pusat perhatian. Padahal warna putih jauh lebih dominan ketimbang warna tinta.
Maka itu, belajarlah menengok ke dalam tatkala mata menangkap kesalahan, sesuatu yang ganjil atau apa saja pada diri orang lain. Sebab kadang mata dan otak cendrung cuma memberi kritik atau memvonis tapi belum tentu memberi jalan keluar. Mata cuma mampu menatap sedikit kesalahan tetapi tidak pernah tau sudah berapa lama seseorang tersebut sudah mempersiapkan buat penampilan terbaiknya.
Tengok ke dalam agar kita mampu mengendalikan diri. Agar kita sanggup membenahi diri. Tidak semua kritik itu buruk. Banyak juga baiknya. Kadang kritik membuat orang tersadar dan mengakui, bahwa yang dikritik itu benar. Maka berbenahlah. Semoga semakin baik dan sempurna..(Salam UJH)
Pasar Pedati, 01072019
(Pesan Harian UJH edisi Senin 01 Juli 2019)
#kamibersamaUJH
#UJHmengabdi
#pesanharianUJH